Diposkan pada Catatan

Perkara Rumit

Sabtu siang hujan begitu deras, airnya terus menghunjam ke tanah kering. Aku yang tengah berada di angkot, menghela napas perlahan. Ada dua perkara yang harus membuatku semakin bersabar. Satu, karena hujan deras. Aku tidak bermaksud untuk enggan bersyukur, sebab hujan adalah karunia Tuhan. Tapi, yang kukeluhkan adalah hujan deras muncul di saat aku membawa laptop. Aku memikirkan nasib laptopku yang akan terkena tempias air. Kedua, jalanan macet. Rasa lelah ini memaksaku untuk ingin segera merebahkan diri. Tapi, tertunda sebab macet tengah menerpa.

Hampir dua puluh menit berlalu, hujan masih mengguyur deras. Tibalah aku untuk turun dari angkot. Berlarian kecil untuk pergi ke sebuah tugu gang demi membuka payung dan merapikan tas cengkleng yang meribetkanku. Kutatap sebelahku, pria berkacamata dengan postur tinggi sedang merapatkan jaket tengah bersandar di sisi tiang tugu. Menatapku yang kerepotan dan kemudian tidak peduli dan bersandar. Aku menatapnya sekilas dan berlalu setelah membuka payung.

Setengah jalan, aku menoleh ke belakang. Apakah dia masih menunggu di sana? Ya, aku masih bisa melihat dengan jelas sosoknya. Tapi, kenapa dia menghadap ke arahku? Apakah dia mengamatiku? Atau aku hanya salah sangka?

Lagi, aku berjalan menembus hujan. Kali ini rok panjangku basah akibat tempias hujan yang terus menghunjam. Sepatuku basah akibat genangan air. Satu dua tetes air menelusup masuk lewat payung, dengan erat aku menjaga laptopku agar tidak kebasahan. Tak apa aku kehujanan, tapi jangan laptop juga buku-bukuku. Mereka berharga.

Saat itu ada rasa kecewa yang merasuk di hatiku. Aku tidak sempat menyapa laki-laki itu. Aku segan. Bagaimana jika dia menganggapku wanita penggoda? Astaga! Malu sekali aku dengan jilbab yang kukenakan.

Tapi, kita sudah berulang kali bertemu. Berulang kali satu angkot, satu jalan meski tidak beriringan. Bukankah aneh jika kami tidak saling mengenal? Aduh, kenapa perkara ini rumit sekali?

Referensi: Hujan – Tere Liye

Penulis:

Wanita sederhana yang menyukai sastra dan gim. Selain itu, juga menjadi anggota aktif dari One Day One Post. Bisa dihubungi melalui IG: @dyah_dita. Salam literasi.

6 tanggapan untuk “Perkara Rumit

Tinggalkan komentar