Diposkan pada Catatan

Maaf

Aku adalah orang yang menyakitimu dan aku menyadari hal itu. Maaf mas, bukan maksudku membuatmu terluka. Tapi aku berusaha menghindar hatiku terluka. Karena kau penyandang tebar pesona, entah itu masih berlaku atau tidak saat kau dulu bersamaku. Aku tak bisa memantau kelakuanmu. Karena kita terpaut jarak yang begitu jauh. Tak mampu saling memantau, pasti ada rasa curiga terlebih saat kutahu kau bukan pria yang hanya mempunyai satu kekasih. Begitulah kata orang-orang.

Dulu masih jelas kuingat, tiap pagi kita teleponan meski hanya satu jam lamanya. Saling merindu, saling mengungkap sayang, saling bergurau. Kita pernah putus lalu kembali menyatu, entah itu karena cinta atau karena kita sudah saling mengerti.

Beberapa hari lalu kita sering bertemu. Tapi aku tak mampu bersapa denganmu. Padahal aku ingin sekali menyapamu sekadar, “Hay, Mas.” Tapi aku malah berusaha menghindarimu bahkan pura-pura tidak melihatmu. Sempat kita tak sengaja bersampingan, tapi lagi-lagi aku menghindar. Ingin sekali kumenyapa, agar kita tak menjadi orang asing. Padahal kita pernah saling mencinta. Maafkan aku mas yang tidak menggunakan waktu yang banyak saat kita kerap kali bertemu. Meskipun pada akhirnya kita tidak berjodoh, tapi tetap saja aku ingin sekali menyapamu meski itu sekali saja.